Awal musim panas di Korea, selain ditandai matahari yang tiba2 terasa terik sekali dan kelembaban tinggi (setelah berbulan bulan kedinginan dan diterpa angin kencang), juga ditandai panjangnya antrian di restoran2 yang menyajikan samgaetang.
Samgaetang atau lebih dikenal dengan ginseng chicken soup, memang makanan khas penyambut musim panas. Awalnya sih aku bingung: hah? gak salah? panas2 kok makannya soup yang asapnya mengepul2 gitu?!. Tapi ternyata orang sini percaya bahwa samgaetang yang panas itu bisa memberi efek "mendinginkan tubuh" juga energi buat menjaga stamina sepanjang musim panas.
Hari ini gak terlalu panas. Jadi kita putuskan buat makan malamsamgaetang. Awal summer sudah lewat, jadi seharusnya restoran samgaetang sudah gak seantri dulu lagi. Yahh...berhubung aku bukan orang korea, ya merasa gak wajib makan samgaetang di musim rame itu. Bayangin! udah panasss, laparr, masih harus antri diluar restoran. Gak deh :p.
Denger2 restoran samgaetang terkenal di daerah kami tinggal ada di dekat Seonhak station. Restaurant dengan papan nama "moyeonchi" itu tampak sepi dari luar. Teriakan "Ossoseooo" panjang menyambut begitu pintu saya buka. Kamipun duduk disalah satu meja disana (yah, of course lesehan style). 5 menit setelah pesan 2 porsi samgaetang dan 2 botol beer, pelayan datang menyajikan beberapa macam kimchi dan kochujang (sambal). Kimchi di korea disajikan dimana2 sebagai appetizer, dan gratis. Free flow lagi! Rupanya samgaetang yang kami pesan ini butuh waktu agak lama, jadi kimchi ini lumayan ngganjal perut yang keroncongan.
Setelah 10 menit, akhirnya datang juga pesanan kami. Samgaetang disajikan dalam hot pot. Asap tebal masih mengepul2, menebarkan aroma ginseng yang kuat. Aromanya saja sudah bikin aku "beringas". Samgaetang berisi ayam utuh yang dalamnya diisi nasi manis (chap sal) yang sudah dicampur bumbu2. Ayam isi ini kemudian direbus sampai empuk, kemudian disajikan bersama kuah dan taburan daun bawang yang banyak (daun bawangnya yang besar2...hmmm bahasa indonesianya saya kurang tahu. Orang jepang bilang "negi", inggrisnya "leek").
Pertama2 kuahnya aku taburi garam (kuahnya tawar), kochujang (sambal) dan black pepper. Setelah icip2 dan rasa kuahnya pas, bagian tengah ayam kurobek dengan sumpit, tampak gumpalan nasi dengan pucuk ginseng menyembul. Sendokan pertama, awww kepanasan :p (always!). Tapi rasanya bener bener enakkk. Tak terkatakan. Nasinya sedep banget. Ada rasa ginseng bercampur bawang putih yang bikin gurih. Didalam campuran itu saya nemu ginseng, bawang putih, jahe, chestnut, juga surprisingly korma. Bener2 keringetan deh makannya (both lagi2 karena nikmat dan panas).
Total kerusakan untuk 2 porsi samgaetang dan 2 botol "hite" beer sebesar 23000 won (kira2 Rp. 230.000).
Tapi abis makan kok gak dapat efek "dingin" ya? tetep aja kerasa panas :p. Samgaetang memang makanan panas dimusim panas :p. Ahhh....sampai jumpa lagi di awal summer, samgaetang!
4 comments:
wuaahh enakkeee... gak iso dikirim disini dalam bentuk beku ci ? :D
atau dalam bentuk kering??? :D
lebih enak lagi kalo masih panas2 gitu :D
Enggak suka ginseng, jadi enggak tertarik :-P
Tapi ternyata kebiasaan megap2 kepanasanmu di sendokan pertama tetep blom hilang... sama kayak aku, hahaha.
Post a Comment