Saturday, April 07, 2007

Deung Galbi (등갈비), Incheon - South Korea

Entah sudah keberapa puluh kali kita lewati restoran bercat dominan oranye itu dari tahun lalu dan nyeletuk: "hmmmm looks enak ne....". Jendela lebar restoran memajang potongan penjang tulang belakang babi yang lagi dibakar memutar dengan ditusuk lidi panjang. Aromanya? Huikkk bikin perut kedodoran.
Lah trus kenapa gak nyoba dari tahun2 lalu coba? Pertama, karena restoran itu selalu penuh. Kedua karena waktu itu Iki masih kecil jadi masih belum bisa makan yang berlemak.

Disuatu hari minggu tiba-tiba lagi pengen makan samgyeopsal (babi samchan yang dibakar). Eh...sayang restoran langganan tutup. Iseng2 kita coba ngintip restoran oranye itu. Looohh....lagi kosong! memang waktu itu masih terlalu sore buat makan malam. Jadilah kita bergegas masuk dan ambil meja dekat jendela.

Menurut pelayan, menu andalan direstoran itu adalah deung galbi, yang artinya tulang belakang. Karena gak bisa pesan untuk 2 porsi, kitapun pesan untuk 3 porsi. Pertama-tama seperti biasa piring-piring kecil kimchi berdatangan. Hanya saja kali ini ada acar kol sama selada air Korea yang bisa dibilang pertama kali aku temui. Datang juga semangkuk puanasss tenjangchige (miso soupnya Korea) yang meskipun menarik mata karena kuahnya coklat kemerahan (lagi pengen makan yang pedes2 nih ceritanya). Juga diberi 2 pasang sarung tangan buat makan galbi yang sudah dibakar nantinya. Katanya pelayan sih bakal panasss.

Beberapa menit kemudian pelayan datang dengan seember batu bakar yang kemudian dimasukan dalam alat pembakar kecil ditengah meja. Gak lama datang tukang masak bawa potongan panjang tulang belakang babi yang sudah dibakar setengah matang. Potongan tersebut diletakan dialat pembakar dan seorang pelayang menggunting2 potongan besar itu jadi kecil2 (seperti foto) dan membakarnya sampai matang.


Karena dapat peringatan panas dari pelayan, aku langsung pakai sarung tangan. Hmmmm aromanya makkk...bener2 bikin beringas. Sambil cengar cengir kelaparan, langsung ambil satu pakai sarung tangan trus hap. Huaaa...puanassssssssss. Lidahku leleh rasanya (T_T). Bego banget.....pake sarung tangan biar gak kepanasan tapi gak kepikir kalo di lidah juga bakal kerasa panas. Tapi diluar kekagetan karena gigitan pertama itu, aku langsung kaget luar biasa lagi karena....uenaaaaaakkkkk. Bener bener bener enak. Barbeque terenak yang aku makan di korea. Our favourite samgyeopsal yang biasanya ada diurutan pertama langsung tergeser deh. Selain dimakan langsung pakai tangan, pelayan juga menggunting beberapa daging dari tulangnya kecil2. Sepotong daging itu dicocol sedikit di kochujang (sambalnya korea), diletakan diatas selembar selada korea segar (disini dibilang pek cu), dilipat trus langsung dimasukan satu kali kedalam mulut. Ya mulut jadi penuh gitu, pipi langsung menggelembung. Tapi berhubung itu caranya orang korea makan....ya ikut ajahhh.
Tenjang chigenya juga uenakkk. Asin dan ada rasa mirip2 taoconya. Isinya ada tofu sama irisan cabe hijau. Sip lah.

Total kerusakan untuk 3 porsi galbi, 2 nasi putih sama 1 botol beer 29,000 won. Definitely bakal balik makan disana lagi someday sebelum pulang Jepang (^__^).

Duh, ngetik ini jadi ngiler

1 comment:

Anonymous said...

ini resto di jalan apa buk'e ? nama restonya apa ? :D